skandal besar SBY

10.57
STOP PRESS !!!

TERBONGKARNYA SKANDAL PENIPUAN AKABRI!


Sepandai-pandai menyimpan bangkai, akhirnya pasti tercium juga.
Pepatah lama itu, sekarang terbukti terjadi pada Calon Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Rahasia yang disimpannya dalam-dalam
selama 35 tahun, kini akhirnya terbongkar jua. Ternyata, selain
istrinya Kristiani (putri mantan Komandan Kopassus Letjen Sarwo
Edhie Wibowo) dan dua anaknya, Agus dan Ibas, yang dikenal publik
selama ini, ia masih punya istri lain dengan dua anak pula. Istrinya
itu, seorang wanita Filipina dan dua anaknya Adinda, 35 tahun, dan
adiknya, Dev 33 tahun.

Sang istri yang kini sudah ia ceraikan, kemudian menikah lagi dengan
seorang warga Jerman, dan kini menetap di Jerman. Sedang Adinda yang
sulung, sudah menikah dengan Danang, putra H.Ir. Luqman Hakim,
mantan Kepala Divisi Produksi Pertamina, kini menetap di Jakarta.
Sang adik, Dev, tinggal di Amerika Serikat.

Terbongkarnya kasus ini, tentu saja membuat secara moral SBY sudah
tak layak menjadi Capres. Dia harus segera mundur dari
pencalonannya, karena terbukti selama 35 tahun ini, dia telah menipu
AKABRI dan institusi ABRI yang selama ini ia banggakan. Ia juga
telah menipu KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi), serta seluruh rakyat Indonesia, karena dalam
riwayat hidup yang ia serahkan kepada KPU, soal istri dan dua
anaknya ini, tak pernah ia cantumkan. Selain itu, kasus ini akan
mengungkap pula seluk-beluk harta-benda yang dimiliki SBY yang
sesungguhnya, yang tak pernah ia laporkan kepada KPK dalam
pencalonannya sebagai Presiden.

Soalnya, Adinda yang merasa dikibuli oleh ibu tirinya, Kristiani,
dalam soal pembagian harta, telah menggugat persoalan harta ini ke
sebuah pengadilan di Jakarta. Bila dicek di pengadilan soal harta
yang menjadi pokok perkara gugatan itu, segera akan diketahui bahwa
harta-harta itu tak dilaporkan SBY ke KPK, antara lain sebuah rumah
di Pondok Indah dan sebuah lagi di kawasan Menteng. Kedua rumah itu
saja sudah bernilai lebih Rp 10 milyar, padahal SBY melaporkan nilai
hartanya ke KPK, cuma Rp 4,5 milyar. Kasus ini jauh lebih dahsyat
dibanding heboh kasus Jaksa Agung A.Rahman yang cuma tak melaporkan
sebuah rumahnya di Cinere (bernilai Rp 2 milyar) dulu kepada KPKPN,
yang kemudian menjadi berita besar di media massa.

Apa yang terjadi sesungguhnya? Kisah ini harus dimulai 35 tahun yang
lalu, yaitu setelah SBY tamat SMA di Pacitan, Jawa Timur, pada tahun
1968. Ia kemudian pergi ke Surabaya, kuliah di Unair. Ternyata, di
sana ia berkenalan dengan seorang wanita Filipina. Singkat cerita,
keduanya lalu menikah di Catatan Sipil di Jakarta. Dari sinilah
lahir Adinda dan Dev.

Mungkin karena belajar sembari beristri, kuliahnya berantakan. Yang
jelas ia kemudian pindah ke PGSLP (Pendidikan Guru SLP) di Malang.
Lalu pada 1970, ada penerimaan siswa AKABRI, dan SBY berminat
melamar ke sana. Tapi seperti diketahui, sekolah calon perwira TNI
itu, tak menerima siswa yang sudah beristri. Maka SBY pun berunding
dengan istrinya, maka diputuskanlah SBY melamar ke AKABRI, dengan
status bujangan. Itu ia lakukan di Malang.

Singkat cerita, SBY diterima masuk AKABRI di Magelang, sedang sang
istri dengan dua anaknya, rela mengais hidup sendiri di Malang, demi
cita-cita besar sang suami: menjadi jenderal, Walau pun untuk itu,
SBY harus menipu institusi ABRI itu, dengan mengubah statusnya
sebagai bujangan.

Nah, ketika itu yang menjadi Gubernur AKABRI adalah Letjen Sarwo
Edhie Wibowo, mantan Komandan Kopassus. Rupanya, Sarwo kepincut
kepada sang Taruna AKABRI asal Pacitan ini. Ia bertubuh tinggi,
berwajah tampan, sikapnya menunjukkan ciri-ciri seorang priyayi
Jawa. Apalagi otaknya encer, meski ia cuma anak seorang Peltu,
Komandan Koramil. Pokoknya, di mata Sang Gubernur ini, SBY betul-
betul seorang Arjuna yang ideal untuk disandingkan dengan putrinya,
Kristiani. Para Taruna AKABRI yang lulus pada 1973, bersama SBY,
pasti tahu bagaimana kagumnya Sarwo kepada anak muda ini. Dan mereka
juga tahu bahwa Sarwo menjodohkan SBY dengan putri kesayangannya.
Bagaimana SBY? Bukankah ia telah punya istri? Di sinilah
persoalannya. SBY tentu tak mungkin mengungkapkan rahasianya kepada
Sarwo bahwa sesungguhnya ia telah beristri. Kalau itu ia lakukan
tentu ia dipecat sebagai Taruna, dan mungkin pula akan dipidana
karena menipu AKABRI. Maka seperti sama diketahui, setelah lulus,
SBY kemudian menikah dengan Kristiani.

Setelah beberapa tahun menikahi Kristiani, ia akhirnya terpaksa
mengaku bahwa ia telah punya istri Filipina. Tentu terjadi gonjang-
ganjing di rumah tangga itu. Tapi akhirnya, ditemukan jalan
penyelesaiannya, SBY bercerai dengan wanita Filipina itu.
Sekali pun sudah bercerai, SBY tetap mengurusi kedua anak dari istri
tuanya. Buktinya, pada tahun 1999, ketika itu SBY menjabat Kepala
Staf Teritorial (Kaster) TNI, di rumah dinasnya di Cilangkap,
Jakarta Timur, SBY menikahkan putri sulungnya, Adinda, dengan pujaan
hatinya, Danang. Pernikahan itu memang tak dilakukan dengan pesta
besar-besaran, hanya sederhana. Kepada para kenalannya pun, SBY
mengaku Adinda bukan anaknya, melainkan keponakannya.
Inilah yang membuat Adinda kesal. Ia merasa tak diakui sebagai anak oleh SBY.

Adinda yang tamatan Universitas Trisakti Jakarta itu, kini bekerja
sebagai konsultan di sebuah perusahaan pertambangan. Sedangkan
Danang, sang suami, adalah putra Ir.H.Luqman Hakim, mantan Kepala
Divisi Produksi Pertamina. Adik Luqman adalah Dr Sofjan Sauri,
mantan Kepala LIPI, yang kini menjadi Kepala Litbang Departemen
Hankam.

Adinda merasa tambah kesal, ketika SBY mencalonkan diri sebagai
Presiden, SBY tak mencantumkan namanya dan adiknya, Dev, dalam
daftar riwayat hidup, yang kemudian tersebar luas di media massa.
Lebih kesal lagi ia, karena semua harta dikuasai oleh Kristiani,
sang ibu tirinya. Akibatnya, beberapa waktu yang lalu, ia menyewa
pengacara menggugat SBY dalam soal pembagian harta gono-gini.
Pengadilan kemudian memenangkan Adinda, sehingga ia memperolah,
antara lain, sebuah rumah mewah di Menteng dan di Pondok Indah.
Kedua rumah itu tidak ia tempati, karena Adinda dan suaminya sampai
sekarang, tinggal di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Berbagai langkah Adinda yang didukung oleh ibu dan para saudara
suaminya, membuat gerah SBY. Apalagi sekarang ia sedang menghadapi
pertarungan final pemilihan Presiden, menghadapi Megawati. Maka
Kristiani berkali-kali menelepon Adinda dan ibunya yang tinggal di
Jerman, agar tak usah ribut-ribut soal status mereka. Ia
menjanjikan, sesuai Pemilu Presiden, soal status mereka akan
diselesaikan oleh SBY. Malah sebuah sumber menyebutkan, Kristiani
sempat mengeluarkan ancaman yang membuat Adinda sempat takut. Beres?

Ternyata tidak. Kristiani dan SBY agaknya melupakan pesan pepatah
lama tadi: Sepandai-pandai menyimpan bangkai, akhirnya pasti tercium
juga. Walau sudah 35 tahun rahasia ini bisa dibungkus rapi, ternyata
sekarang mencuat ke permukaan. SBY memang bisa mengendalikan pers
dan para wartawan di negeri ini, apakah melalui pemberian amplop,
lobi para intelnya, dan sebagainya. Tapi betapa pun, tentu akhirnya
ia tak bisa menyembunyikan sebuah kebenaran

Share this :

Previous
Next Post »